Pagi yang cerah, secerah hati yang memancarkan ketulusan dan kasih sayang… ^_^
Setelah membersihkan diri dengan kesegaran dan kejernihan air asli PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), saatnya kubuka pintu dan jendela, menyaksikan keindahan alam di kala pagi buta yang cerah. Kukeluarkan kendaraan tempurku menuju teras rumah, yang akan menemaniku berpetualang di pagi hari, mencari udara segar, mengamati kehidupan, menikmati suasana Jogja yang selalu berhati nyaman.
Saatnya kumengayuh sepedaku mengarungi jalanan di gang perumahan Condong Catur yang asri dan nyaman. Diawali dari masjid “Quwwatul Islam” yang tepat berada di depan rumah yang kujadikan tempat peristirahatan sementara beberapa jam silam.
Kunikmati perjalananku dari gang ke gang, menyusuri jalanan menuju tempat peristirahatan kendaraan-kendaraan umum Jogja “Terminal Condong Catur”. Aku terus mengayuh sepedaku menuju arah utara, terus berjalan menikmati pagi yang ternyata telah terselimuti mendung serta kabut vulkanik. Tiba-tiba gerimis mengundang di tengah perjalananku. Aku pun mencari tempat berteduh sementara, menunggu redanya gerimis yang setengah hujan yang kala itu sedang beraksi.
Hmmm… Kebetulan di leherku sudah tergantung camera yang sengaja kupinjam dari seorang temanku untuk mengabadikan moment pagi itu. Tapi di sekitar tempat teduhku tak ada sesuatu yang menarik untuk kujadikan potret kenang-kenangan… Sambil terus menunggu, aku hanya bisa mengamati jalanan di depanku, memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang sebagai tanda bahwa masyarakat Jogja sudah memulai beraktifitas di pagi hari, meski belum begitu tampak kendaraan yang hiruk pikuk seperti saat-saat siang hari mulai menjemput.
Setelah beberapa menit berlalu, Alhamdulillah gerimis yang setengah hujan itu mulai reda dengan meninggalkan bercak air di jalanan walau tidak membanjiri. Aku pun melanjutkan perjalananku menuju tempat yang tak tahu aku tuju. Aku hanya menyusuri jalanan yang bisa kulewati bersama sepeda yang setia menemaniku. Aku terus mengikuti arah jalanan yang tak tahu akan menuju ke mana, hanya jalanan buntu yang nantinya bisa menghentikan laju sepedaku. Namun, jalan terus menunjukkan eksistensi mereka yang selalu dinikmati oleh pelalu lalang di sekitar perumahan tersebut.
Aku terus menikmati perjalananku, sambil menebarkan senyum TERMANISKU untuk orang-orang yang kutemui di sana…hehehe… Hingga pada suatu ketika… eiiitsss!! di suatu tempat aku bertemu dengan sosok yang paling aku benci dan aku takuti di Jogja… Ya, itulah di ‘DOGI’ yang tiba-tiba sedang lewat dari arah depanku. Ooops! Aku hanya terpaku dan terdiam melihatnya, meski jarak kita tidak terlalu dekat. Ingin ku tetap maju melangkahkan roda sepedaku, namun takdir berkata lain… Si ‘DOGI’ malah berbalik jalan menuju arahku, daaan… SPONTAN aku pun terbirit-birit segera menancapkan GAS kecepatan tinggi menuju ke suatu tempat yang aman dari kejaran. Aku pun langsung berbelok menuju gang yang juga tak tahu akan mengarahkanku ke mana. Aku hanya terus berjalan tanpa peduli akan kemana, bagaimana dan seperti apa, karna yang terpenting bagiku saat itu adalah KESELAMATANKU dari kejaran makhluk yang selalu mengahantuiku jika aku telah bertemu dengannya, Si ‘DOGI’ (maaph ya DOG… bukan bermaksud diskriminasi, tapi kita berada di Negara ‘DEMOKRASI’ hehehe… ngaco!) :D :D :P.
Hmmm… Alhamdulillah, jantungku yang semula DAG, DIG, DUG DERR segera kembali ke posisi normal. Aku pun kembali bersantai ria mengayuh sepedaku, menyusuri kembali jalanan yang pagi itu sangat kunikmati. Keindahan Jogja yang membuatku jatuh cinta tak akan menghentikan lajuku. Jauh aku melangkah memutari kawasan yang baru pertama kali aku niikmati setelah 4 tahun lamanya hidup di Jogja berhati nyaman ini. Dari jauh sayup-sayup terdengar suara Takbir yang kadang membuat hati siapapun tergetar dan menangis. Ya, kebesaran Allah yang selalu menjadikan kita manusia yang selalu mengucapkan takbir atas-Nya…
Hari ini memang hari special dan paling membahagiakan bagi para FAKIR MISKIN di seluruh dunia. Meskipun masih ada hari esok yang juga merupakan hari ketetapan ‘Idul Qurban dari pemerintah. Namun,bukan perbedaan yang lantas membuat hati ini serasa terbelah menjadi 2, tapi kusadari keindahan Islam yang selalu membawa kebahagiaan manusia di muka bumi bagi mereka-meraka yang selalu ber-IMAN dan ber-TAQWA kepada Allah swt.
Ok, back to topic!
Aku akhirnya menemukan sebuah jalan yang membuatku tertarik untuk memasukinya. Seperti di kawasan elit yang membuatku terus penasaran… Hingga pada suatu ketikaaaaa… rupanya aku kesasar memasuki jalan BUNTU. Di situ aku hanya bisa melihat bangunan besar mirip kampus yang di depannya bertuliskan “TEMPAT PELATIHAN MERAPI” (kurang lebihnya sseperti itu). Hehehe… kali ini aku mempermalukan diri sendiri dengan sok-so’an memasuki kiawasan yang sebenarnya bukan untuk dimasuki orang umum… SPONTAN aku mati GAYA *Hadooohh…!!! Mau di bawa kemana mukaku yang MANIS dan IMUT ini :P* Dan, untuk menghilangkan semua itu, aku berfikir keras untuk bisa menciptakan tak tik yang bisa memulihkan kepercayaan diriku di tengah orang yang berada di sana (meskipun hanya 1-2 orang), tapi akhirnya aku teringat akan sesuatu, ‘CAMERA’ yang tergantung di leherku… Hehehe, pura-pura aja aku sok-so’an seperti TURIS yang sengaja datang ke sana untuk mengambil GAMBAR bangunan itu. Hehehe…lumayan aman lah untuk HARGA DIRIKU yang hampir lenyap tertelan GUNUNG MERAPI…ckckckck… :D :D :P
Ok, setelah GAYA TURISKU selesai, aku pun sesegera mungkin meninggalkan tempat yang hampir membuat TRAUMA seumur hidupku…hehehe. Langsung TANCAP GAS kecepatan tinggi… :D :D :P
Kemudian aku terus menyusuri jalanan, menuju gang-gang yang tak kukenal, melewati jembatan kecil yang tiba-tiba mengingatkanku pada masa-masa PEMILU yang kala itu aku dan beberapa temanku mengikuti kegiatan jalan sehat yang diselenggarakan oleh pihak partai tertentu di kawasan Perumnas Condong Catur, 2 tahun silam. Ketika aku terus berjalan, kulihat masyarakat tampak rapi dan bersih dengan sajadah yang tergenggam erat di tangan meraka. Ya, lagi-lagi hati ini tergetar, Islam telah menyatukan umat manusia melalui moment bahagia di ‘Idul Qurban yang hadir di setiap tahunnya. Meski tak seramai di kala ‘Idul Fitri tiba, atau tak semeriah suasana haji di Makkah, namun inilah Islam yang selalu membawakan kedamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.
Hmmm… Setelah lelah memutari kawasan yang begitu asing bagiku, akhirnya aku kembali ke tempat semula, tempat di mana aku berteduh kala gerimis setengah hujan pagi itu. Selanjutnya aku mengayuh sepedaku menuju arah Barat. Pada mulanya aku hanya ingin melihat tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat favorit para anak muda untuk menyelenggarakan acara-acara bertemakan anak muda, “Taman Kuliner”. Karna sampai sekarang aku belum pernah melihat tempat itu secara langsung menggunakan mata kepalaku sendiri. Aku hanya mendengar cerita-cerita dari teman-temanku yang pernah datang langsung kesana.
Setelah berputar-putar, alhasil ternyata aku tidak menemukannya. Aku hanya berputar-putar dan terus berjalan mengayuh sepedaku hingga hampir menuju jalan Kaliurang (hahaha… mau bunuh diri ya nenk??? :P :P )Hmmm…ketika kaki ini sudah terasa capek dan pegal-pegal, akhirnya aku memutar balik sepedaku,,, Daaan…. *Apa yang terjadiiiii???????*
0 komentar